The Iron Lady

Pernah denger nama Margareth Thatcher?

A : "men, thatcer juga otak lo"

B : tokcer!!  itu "Tokcer juga otak lo.." ahh elaah..

A : yeaaah..

Tapi emang Margareth Thatcer punya pemikiran-pemikiran yang tokcer. Kalo nggak, nggak mungkin dia 11 tahun menjabat sebagai Perdana Menteri. First Female Prime Minister of Great Britain -the one and only woman who ever held the job- and "The longest-serving British Prime Minister of the 20th century". okay! she is awesomee.. 

Cerita tentang pemimpin wanita emang bukan barang baru. Dunia dipenuhi banyak cerita tentang pemimpin-pemimpin wanita yang muncul di berbagai negara. Kita punya Megawati Soekarno Putri, Myanmar punya Aung San Suu Kyi, Irlandia punya Mary McAleese, Pakistan punya Benazir Bhutto, dan banyak pemimpin negara wanita lainnya yang nggak mungkin gw tulis semuanya disini.

Tapi apa yang dikerjakan oleh Margareth Thatcer selama menjabat adalah spesial!

Dibalik karakter keras, berwibawa, tegas dan tanpa kompromi yang ia tunjukkan, Thatcher merupakan sosok yang kontroversial. Bagi kelompok kanan mungkin ia adalah superhero yang menyelamatkan dan menentukan nasib bangsanya, tapi bagi kaum kiri ia ibarat pedang Excalibur yang dipakai untuk membunuh bangsa Inggris sendiri. Kebijakan-kebijakan Thatcher dinilai kelompok kiri mengakibatkan krisis sosial di dalam negeri.

Kebijakan ketat yang sering bertolak belakang dengan kaum buruh, serta kegigihannya dalam menentang Uni Soviet di era perang dingin membuat Thatcher mendapat julukan “Iron Lady” dari Jurnalis Rusia. Julukan yang digunakan sebagai judul film tentang biografi Thatcer ini.
 
Film ini pun memotret berbagai kejadian yang terjadi ketika rezim Thatcer berkuasa, kerusuhan Brixton di tahun 1981, perang Falkland antara Inggris dan Argentina di tahun 1982 -perang yang melatari cerita di film This Is England (2006)-, demonstrasi buruh tambang tahun 1985, hingga pengeboman Grand Hotel di Brighton 1984 yang merupakan percobaan untuk membunuhnya.

Film ini menggambarkan Thatcer sebagai wanita lansia, seorang janda kesepian yang tinggal bersama para asistennya di London dan ditemani oleh 'hantu' denis, suaminya yang telah lama meninggal karena kanker. Kontradiktif mungkin melihat Thatcher tua digambarkan begitu linglung dan rapuh. Tapi itu memang sudah menjadi takdir, sehebat apapun manusia tentu akan menua dan terserang berbagai penyakit. Nostagia Thatcher tua akan karir politiknya menjadi pusat cerita film ini.

ALUR CERITA MAJU MUNDUR 

banyak film yang menggunakan alur cerita maju-mundur, tapi buat gw alur cerita maju-mundur yang digunakan dalam film ini, tepat! murni brilllian. Cara yang tepat untuk menceritakan pemimpin besar yang berakhir menjadi wanita lansia pengidap demensia yang kerap bernostalgia dengan masa lalunya. Transisi penggambaran masa sekarang dengan memori-memori di masa lalu berhasil dieksekusi dengan baik tanpa membuat penonton menjadi bingung.

Ada salah satu scene dalam film yang membuat pikiran gw tersentak, yaitu ketika Thatcher mengunjungi dokter untuk cek up karena ia sering mengalami halusinasi bertemu dengan suaminya yang sudah meninggal, Denis. Ketika ditanyakan bagaimana tentang perasaannya, Thatcher memberikan jawaban yang gw yakin banyak orang setuju dengan apa yang ia sampaikan.

berikut ini dialog adegan tersebut yang gw transkrip :

INT-RUANG PERIKSA DOKTER-SIANG

Dokter memberi analisa medis untuk halusinasi yang kerap dialami Thatcher, sementara Thatcher bersikukuh menolak semua anggapan medis tentang penyakitnya.. ia justru menceramahi dokter..

Doctor : still it must be disorientating. You are bound to be feeling.

Thatcer : What... What am i bound to be feeling? people don't THINK anymore, they FEEL.. 'how are you feeling'  / 'oh i don't feel comfortable with that' / oh i'm so sorry, we the group, were feeling'.

Do you know, one of the greatest problems of our age is that we are governed by people who care more about feelings than they do about thoughts and ideas? Now, thoughts and ideas.... that interests me. ask what i am thinking !

Doctor : What are you thinking Margareth?

(disini pecahnyaa men) 

Thatcher : Watch your thoughts, for they become words. Watch your words, for they become actions. Watch your actions, for they become habits. Watch your habits, for they become your character. And watch your character, for it becomes your destiny. What we think, we become. My father always said that.and i THINK i'm FINE..

yeah that was my 'what the fuck was that' moment when i hear the dialogue..  i think Thatcer was perfect to reflect 'Act Like a Lady, Think Like a Man' concept. hahah!

Film ini cukup memenuhi dahaga gw akan cerita tentang pemimpin-pemimpin epic dari abad ke-20, salah satu subjek menarik buat gw. Dan gw yakin cukup bagus untuk ditayangkan di Europe On Screen tahun 2015 ini. Mengingat Thatcer masih 'hangat' untuk dibicarakan, Thatcher sendiri baru meninggal tahun 2013 lalu.

 Overall buat gw, film ini adalah film sejarah yang layak ditonton. nggak standard lah men!








Comments

Popular Posts