Meneladani Etos Kerja Jepang

Baru-baru ini lagi ramai polemik mengenai UU cipta kerja. Terlepas dari kontroversinya, di satu sisi UU Cipta Kerja mungkin bisa menjadi jawaban konkrit untuk masa depan Indonesia. Kita semua tentunya berharap UU ini akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bersama serta menjadikan Indonesia sebagai negara maju sesuai dengan visi "Indonesia Maju". Demi mencapai status tersebut, tidak ada salahnya jika kita belajar dari pengalaman bangsa lain.

Jika menilik ke belakang untuk mendapatkan secercah pencerahan, sebelum meraih statusnya seperti sekarang, China pernah mereformasi sistem ekonominya di tahun 1978 atau dikenal dengan istilah "Sosialisme Dengan Karakteristik Tiongkok". Reformasi yang tentunya tidak berjalan lancar-lancar saja, reformasi China berujung pada tragedi 1989 Tiananmen Square Massacre. Akan selalu ada pengorbanan untuk sesuatu yang besar.

Lain halnya dengan tetangga China, Jepang. Negeri sakura tersebut mengalami bangkrut pasca perang dunia ke 2 namun akhirnya bangkit kembali dan menjadi salah satu adikuasa ekonomi dunia. Jepang boleh bangkrut, tapi semangat hidup warganya tidak surut. Etos kerja dan kedisiplinan yang luar biasa membuat Jepang mudah bangkit. Masyarakat Jepang dikenal dengan dedikasi tinggi, kesetiaan, dan juga kerja keras tanpa henti hingga mencapai tujuan. 

Berikut ini lima etos kerja orang Jepang :

1. KAIZEN

Dalam konteks dunia kerja, Kaizen berarti 'akan selalu ada ruang untuk perbaikan.' Warga Jepang percaya akan selalu ada jalan untuk mencapai tujuan, apapun tantangannya. Dengan memiliki mindset seperti ini, yang dipadu dengan kesabaran maka kesuksesan akan tercapai. 

2. BUSHIDO

Bushido dikenal sebagai prinsip hidup samurai yang terus berkembang sejak abad 16 hingga saat ini, bushido adalah sebuah konsep yang tetap relevan dengan dunia modern. 8 nilai-nilai kebajikan dalam bushido adalah keadilan, keberanian, kasih sayang, rasa hormat, kejujuran, kemuliaan, kesetiaan dan kontrol diri. 

3. MEISHI KOKAN 

Setiap rapat kerja di Jepang dikenal dengan ritual menukar kartu nama atau dikenal dengan meishi kokan. Norma-norma di Jepang mengharuskan untuk menghargai rekan bisnis saat bertukar kartu nama. Gunakan kedua tangan dan pastikan untuk membaca informasi dalam kartu secara benar. 

4. KEISHAN 

Mirip-mirip dengan Kaizen, Keishan adalah sikap tanpa henti memperbaiki kesalahan demi kesempurnaan. Nilai-nilai Keishan memfokuskan pada kreativitas, inovasi dan produktifitas. 

5. GANBATTE 

Orang Jepang dikenal dengan kegigihan dan antusiasme. Ganbatte seringkali diucapkan sebagai ekspresi untuk mengatakan "lakukan yang terbaik" atau "jangan pernah menyerah"

Comments

Popular Posts